Ujian di luar kampus sebagai inovasi akademik kontekstual dimana pelaksanaan ujian tugas akhir di lokasi mitra penelitian seperti Rumah Budaya Kratonan merupakan bagian dari strategi Prodi DKV ISI Surakarta dalam mendekatkan dunia akademik dengan realitas sosial dan budaya. Pendekatan ini membuka ruang kolaboratif antara mahasiswa, institusi, dan masyarakat, serta memberikan pengalaman langsung mengenai relevansi proyek kreatif dengan kebutuhan komunitas.
Program Studi Desain Komunikasi Visual, FSRD, Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta, menggelar ujian sidang tugas akhir mahasiswa dengan pendekatan berbeda. Sidang digelar di luar kampus, tepatnya di Rumah Budaya Kratonan, Jalan Manduro No.6, Kratonan, Surakarta sebagai bentuk inovasi akademik yang mengintegrasikan kegiatan pembelajaran dengan dunia nyata.
Mahasiswa yang diuji adalah Fatimah Hanunah melalui proyek tugas akhir berjudul Coffee Table Book Desain Sebagai Bentuk Arsip dan Pengenalan Kerajinan di Solo Raya. Karya ini bertujuan mendokumentasikan dan memperkenalkan kembali ragam kerajinan tradisional lokal seperti wayang kulit, gamelan, blangkon, slebor becak, hingga komunitas Becak Berseri—dalam bentuk buku visual yang komunikatif dan estetis.
Sidang berlangsung pada Jumat, 13 Juni 2025 dengan tim penguji yang terdiri dari Asmoro Nurhadi Panindias, M.Sn. selaku Ketua Penguji, Dr. Taufik Murtono, M.Sn. sebagai Penguji Utama, serta Dr. Handriyotopo, M.Sn. selaku pembimbing dan penguji. Sidang ini akan dirangkai dengan pameran hasil karya berupa coffee table book bertajuk “Merawat yang Terlewat” di tempat yang sama.
Pemilihan lokasi ini tak lepas dari peran Rumah Budaya Kratonan sebagai mitra dalam proyek tugas akhir ini. Selain menjadi tempat pengumpulan data, Rumah Budaya Kratonan turut membantu memperkuat konsep dan distribusi karya melalui display pameran.
“Prodi ingin melihat bagaimana mahasiswa mengembangkan ide secara kreatif dan inovatif, serta mampu memberikan solusi desain terhadap permasalahan tertentu — dalam hal ini kurangnya apresiasi terhadap pengrajin tradisional Solo Raya. Mahasiswa DKV tidak hanya dituntut terampil secara teknis, tetapi juga memiliki tanggung jawab sosial dan kesadaran budaya,” jelas Rendya Adi Kurniawan, M.Sn., Kaprodi DKV ISI Surakarta.
Sebagai program studi yang berada di institusi seni, lanjutnya, prodi berharap mahasiswanya tidak hanya fokus pada aspek teknis desain, tetapi juga memiliki tanggung jawab sosial dan kesadaran budaya. Karya tugas akhir ini juga diharapkan memiliki potensi untuk dikembangkan lebih lanjut dalam dunia nyata.
Coffee table book bertajuk “Merawat yang Terlewat” ini tidak hanya menjadi medium arsip visual, namun juga sarana edukatif yang mampu menjembatani generasi muda dengan nilai-nilai kearifan lokal. Fatimah menggunakan pendekatan fotografi dokumenter, ilustrasi naratif, dan layout visual komunikatif, serta strategi kreatif berbasis metode IBM (Identify, Brief, Make) menjadikan karya ini mudah dipahami berbagai kalangan, dari pelajar hingga kolektor seni.
Beberapa keunggulan buku ini meliputi dokumentasi visual proses dan keunikan para pengrajin secara mendalam, media pelestarian budaya melalui pendekatan kontemporer, elemen tipografi dan desain yang konsisten serta estetis, dan potensi distribusi melalui museum, perpustakaan, dan platform digital.
Kolaborasi dengan mitra Rumah Budaya Kratonan sebagai lokasi sidang sekaligus mitra penelitian memberikan ruang interaktif bagi pameran dan pembacaan karya. Buku akan ditampilkan bersama elemen pendukung seperti display visual, bookmark, serta sesi diskusi budaya yang terbuka untuk umum.
“Kami berharap karya ini dapat menjadi bagian dari upaya pelestarian nilai-nilai luhur budaya lokal di tengah gempuran globalisasi,” ungkap Fatimah Hanunah dalam rilis yang dikirim.
Melalui pelaksanaan ujian tugas akhir di luar kampus dan karya yang mengangkat nilai budaya lokal, Prodi DKV FSRD ISI Surakarta menunjukkan komitmennya untuk mencetak lulusan yang kreatif, adaptif, serta berdaya saing dalam mengembangkan IPTEKS di bidang desain komunikasi visual. Meskipun dilakukan di luar kampus, standar kualitas dan penilaian tetap mengacu pada ketentuan akademik ISI Surakarta. Mahasiswa telah mempersiapkan presentasi secara matang, baik dari sisi konten, visual, maupun konsep desain.
(bas/fsrd)