Sebagai bagian materi mata kuliah Tipografi Nusantara di semester III yang diselenggarakan di Prodi DKV FSRD ISI Surakarta, dimana mahasiswa diajarkan tentang prinsip-prinsip dasar tipografi, seperti kerning, leading, dan tracking. Prinsip-prinsip ini penting untuk dipelajari agar mahasiswa dapat menghasilkan desain tipografi yang baik dan estetis.
Pembelajaran prinsip tipografi di matakuliah ini dilakukan dengan metode yang cukup unik, yaitu dengan mengaplikasikan Rugos (huruf gosok) dan Lettraset. Kedua alat ini merupakan alat tipografi tradisional yang populer digunakan di Indonesia pada era 1980-an hingga awal 1990-an, digunakan untuk menciptakan berbagai karya seni seperti poster, etiket, label, dan bahkan slide iklan yang memukau pada bioskop.
Proses pembelajarannya dimulai dengan pengenalan teori dasar tipografi, dilanjutkan dengan praktik mengaplikasikan Rugos dan Lettraset pada media poster. Metode pembelajaran ini memiliki beberapa kelebihan. Pertama, metode ini dapat membantu mahasiswa untuk memahami prinsip tipografi secara mendalam. Dengan mengaplikasikan Rugos dan Lettraset, mahasiswa dapat merasakan secara langsung bagaimana jarak antar huruf, baris, dan kolom dapat mempengaruhi tampilan sebuah desain khususnya readability dan legibility.
Kedua, metode ini dapat membantu mahasiswa untuk mengetahui sejarah dan perkembangan tipografi di Indonesia. Rugos dan Lettraset merupakan alat tipografi manual yang telah digunakan oleh para desainer Indonesia selama puluhan tahun.
Ketiga, metode ini dapat membantu mahasiswa untuk mengembangkan kreativitas mereka. Dengan menggunakan alat tipografi tradisional, mahasiswa dapat menghasilkan karya tipografi yang unik dan menarik.
Meskipun metode ini membutuhkan waktu dan kesabaran yang lebih lama, namun metode ini dapat memberikan hasil yang lebih memuaskan.
Menurut salah satu dosen pengampu, Ipung Kurniawan Yunianto, M.Sn menjelaskan bahwa mahasiswa akan memiliki pemahaman yang lebih mendalam tentang prinsip tipografi dan dapat menghasilkan karya tipografi yang lebih baik.
Menurut Utin Della Maharani selaku mahasiswa bahwa pembelajaran tipografi dengan metode tradisional ini sangat membantu saya untuk memahami prinsip tipografi secara mendalam. Saya jadi bisa merasakan secara langsung bagaimana jarak antar huruf, baris, dan kolom dapat mempengaruhi tampilan sebuah desain.” Sedangkan mahasiswa lainnya lewat rilis yang dikirim menyatakan “Saya sangat senang bisa mempelajari alat tipografi tradisional, seperti Rugos dan Lettraset. Alat-alat ini sangat unik dan menarik. Saya jadi bisa menghasilkan karya tipografi yang lebih kreatif.” ungkap Haninda Sekararum Laras Hati.
Menurut Rizky Apriansyah, mahasiswa MBKM Pertukaran Pelajar dari Universitas Pasundan yang kuliah di DKV ISI Surakarta bahwa “Pembelajaran tipografi dengan metode tradisional ini memang membutuhkan waktu dan kesabaran yang lebih lama. Namun, saya rasa hasil yang didapat sangat sepadan.”
Secara keseluruhan, metode pembelajaran tipografi dengan metode manual ini merupakan metode yang efektif dan bermanfaat bagi mahasiswa. Metode ini dapat membantu mahasiswa untuk memahami prinsip tipografi secara mendalam, menghargai sejarah dan perkembangan tipografi di Indonesia, serta mengembangkan kreativitas mereka lanjut Dr. Taufik Mortono, M.Sn yang juga sebagai dosen pengampu.
(fsrd/kanu/ads)