Hadir sebagai Ruang Apresiasi Karya Tugas Akhir, Tjie Sardjana Sukses Diadakan HIMAFISI FSRD ISI Surakarta

Tanggal

Tjie Sardjana, yang merupakan acara pemutaran film hasil karya tugas akhir mahasiswa kembali digelar pada Selasa (29/10/24). Himpunan Mahasiswa Film dan Televisi ISI Surakarta (HIMAFISI) menyelenggarakan Tjie Sardjana yang merupakan kali ke-4 ini di Minicinema gedung SBSN Kampus II FSRD ISI Surakarta.

 

Tjie Sardjana merupakan hasil dari keresahan salah satu mahasiswa, Dimas Dewe yang merupakan mahasiswa Film dan Televisi ISI Surakarta angkatan 2013. Dimas Dewe merasa ingin memberikan ruang apresiasi kepada teman-teman seperjuangannya yang melaksanakan Tugas Akhir Kekaryaan agar bisa dipertontonkan kepada keluarga, teman hingga ruang publik.

Dari keterbatasan ruang dan kesempatan untuk mempresentasikan karya tersebut, Tjie Sardjana hadir untuk memberikan ruang di mana mahasiswa dapat berbagi gagasan mereka melalui karya-karya yang telah diciptakan sebagai syarat kelulusan mereka.Uniknya, Tjie Sardjana tahun ini diusung dengan tema Hajatan yang berarti perayaan.

 

Tema tersebut diadaptasi menjadi “Hajatan Sardjana”, yang merupakan sebuah tradisi simbol peralihan satu titik ke titik yang lain dalam kehidupan. Acara ini menjadi simbol transisi para wisudawan dari dunia akademis ke perjalanan baru sebagai lulusan sarjana.

 

Raisa Okta, selaku ketua pelaksana Tjie Sardjana 2024 berkata bahwa urgensi dari adanya acara ini bukan hanya semata mata melanjutkan program kerja HIMAFISI ISI Surakarta saja. Tetapi, juga berkomitmen untuk menjadikan Tjie Sardjana sebagai wadah untuk membantu mengapresiasi karya tugas akhir para alumni jurusan Film dan Televisi ISI Surakarta.

 

“Tjie Sardjana merupakan sebuah ajang apresiasi untuk para kakak-kakak tingkat kita yang telah berhasil menyelesaikan tugas akhirnya, jadi harapan saya kepada penonton adalah bisa ikut mengapresiasi karya tersebut dan juga bisa menjadi tempat untuk belajar mengenai proses pembuatan film untuk karya tugas akhir” jelas Raisa Okta, saat ditemui pada Selasa, (29/10/2024).

Membawa program yang bertajuk “Aral Melintang Sebelum Perayaan”, Tjie Sardjana menayangkan 5 karya film tugas akhir yakni, “Pepak” karya Camelia Rhamdhani, “Baligh” karya Gempita Swara, “Ranting Kecil di Atas Riak” karya Revicko Octavian, “Dian” karya Farah Hafida, dan “Terturang” karya Dody Hartanta Ginting.

 

Ruang lingkup pembahasan yang diceritakan dalam film-film yang tersaji sangat beragam, mulai membahas dari isu dari sudut pandang anak-anak seperti isu toleransi pada film “Pepak”, isu biologis dan budaya pada film “Baligh” dan isu konflik keluarga dalam film “Ranting Kecil di Atas Riak”. Isu remaja hingga dewasa turut diikutkan dalam film “Dian” dengan mengusung tema cyber sexual harassment yang merupakan bentuk pelecehan seksual di media sosial hingga film “Terturang” yang membawa konflik percintaan satu marga dari suku Batak.

 

Dari film-film yang tersaji, terbuka banyak ruang diskusi antara filmmaker dan penonton yang hadir. Beragam pertanyaan terkait pengemasan, isu cerita hingga latar belakang prosesnya yang bersumber dari kelima filmmaker, menambah banyak wawasan baru dalam dunia perfilman.

 

Farah Hafida dan Gempita Swara dari film “Dian” dan film “Baligh, mengaku bahwa film Tugas Akhir (TA) kekaryaan mereka merupakan debut pertama sebagai seorang sutradara dan mengungkapkan bahwa pengalaman pertama tidak selalu berjalan dengan baik dan pasti ada kendala yang dialami selama prosesnya, begitu juga dengan yang sudah pernah menjadi sutradara beberapa kali.

(fsrd/tere/himafisi)