Pelaksanaan kegiatan ini merupakan bagian dari Hibah Pengabdian Masyarakat yang didanai oleh Direktorat Riset, Teknologi, dan Pengabdian kepada Masyarakat (DRTPM), Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi tahun anggaran 2024. Program pendampingan kepada kader posyandu dan Tim Pendamping Keluarga (TPK) yang dilaksanakan pada Senin, 28 Oktober 2024 ini melibatkan dua anggota dosen lainnya yaitu M. Harun Rosyid Ridlo, M.Sn. dari Prodi DKV FSRD ISI Surakarta yang mempunyai kompetensi bidang desain dan dr. Nabil Hajar, M.Biomed., AIFO-K dari Program Studi Kedokteran Universitas Muhammadiyah Semarang yang memiliki kompetensi pada bidang kesehatan.

PKM dalam rangka mendukung program nasional untuk menekan angka stunting di Indonesia, Tim Pengabdian Masyarakat yang dipimpin oleh Isnawati Muslihah, S.Kom., M.Cs. dari Prodi DKV FSRD ISI Surakarta, sukses melaksanakan kegiatan bertajuk “Pendampingan Optimasi Promosi Kesehatan dengan Media Interaktif dan Motion Graphic dalam Penyuluhan Pencegahan Stunting pada Balita di Desa Sambirejo, Sragen”.

Tim dosen dalam program ini saling bekerja sama dalam menyampaikan pendampingan dalam promosi Kesehatan dalam upaya pencegahan stunting melalui metode yang kreatif dan inovatif menggunakan media interaktif serta video motion graphic. Kegiatan ini juga menggandeng dua mahasiswa dari Prodi DKV ISI Surakarta yaitu Laura Montoya Endah Wahyu Purnamasari dan Bintang Pradiptaya Muhtarom dalam menerapkan keilmuannya pada bidang desain grafis dan perancangan motion graphic.

Kegiatan yang dilaksanakan di Rumah Bayan Desa Sambirejo ini dihadari oleh 11 kader Tim Pendamping Keluarga (TPK) dan tenaga kesehatan dari Desa Sambirejo, beserta 20 ibu-ibu hamil yang menyambut antusias program pendampingan berbasis media interaktif yang diinisiasi tim pengabdian.

Hariyanto, S.Ag., S.H. selaku Bayan Desa Sambirejo, menyampaikan apresiasi yang tinggi atas pelaksanaan program ini. “Program berbasis teknologi ini sangat bermanfaat dalam upaya pencegahan stunting, khususnya untuk tujuan berkelanjutan di desa kami,” ujarnya.

Pendampingan untuk optimasi promosi kesehatan ini disertai dengan penyuluhan yang disampaikan oleh dr. Nabil Hajar, M.Biomed, AIFO-K dengan materi mencakup pola makan seimbang, perawatan kesehatan yang optimal, dan langkah-langkah praktis dalam menjaga tumbuh kembang anak agar terhindar dari bahaya stunting.

Disertai dengan pemeriksaan gratis kepada ibu hamil oleh mahasiswa dari Universitas Muhammadiyah Semarang, yaitu Dwi Widyaningrum dan Aga Tri Kurnia, menjadikan acara ini lebih menarik.

Selain memberikan materi mengenai stunting dan upaya pencegahannya, acara ini secara khusus memberikan pelatihan mengenai pemanfaatan media digital untuk penyuluhan kesehatan bagi kader TPK. Beberapa perancangan media interaktif berupa Aplikasi berbasis mobile dan alat peraga magic board CERIA menjadi inovasi penting dalam membantu proses penyuluhan. Aplikasi mobile dirancang untuk memantau kegiatan penyuluhan dan memberikan pengingat jadwal rutin bagi para ibu hamil, sementara magic board CERIA digunakan sebagai alat peraga visual berbasis sensor yang memudahkan penyampaian informasi secara lebih interaktif dan menarik. “Kami melihat bahwa media interaktif dan visual seperti motion graphic dapat menyederhanakan pesan-pesan kesehatan yang sering kali sulit dipahami.

Dengan visual yang menarik, informasi mengenai pencegahan stunting dapat diterima dengan lebih baik oleh masyarakat,” ujar Isnawati Muslihah, S.Kom., M.Cs, Ketua Tim Pengabdian.

Melalui perancangan media interaktif ini, para tenaga kesehatan dilatih untuk lebih proaktif dalam mendampingi masyarakat dalam meningkatkan kesadaran tentang pencegahan stunting. Di akhir kegiatan, seluruh peserta berkomitmen untuk terus melanjutkan edukasi ini secara berkelanjutan. Pemerintah desa dan tim pengabdian berharap inisiasi ini dapat menjadi langkah awal dalam upaya menurunkan angka stunting di wilayah tersebut.

Dengan adanya media interaktif yang digunakan, diharapkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pencegahan stunting dapat meningkat secara signifikan. Tim pengabdian juga berharap, inovasi ini dapat terus diterapkan dan diperluas ke daerah-daerah lain yang membutuhkan edukasi serupa.

  (fsrd/bas)