Merespon Keindahan Sekitar dengan Workshop Batik Warna Alam di Kemuning

Tanggal

Desa Kemuning terletak di lereng Gunung Lawu bagian barat dan menjadi salah satu destinasi wisata unggulan di Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. Desa ini memiliki potensi hasil bumi dari perkebunan teh yang menjadi ikon dan potensi perdagangan dan pariwisata. Di bidang seni, wilayah ini memiliki potensi seni tari, musik, dan kerajinan. Batik merupakan potensi terpendam di wilayah ini. Pada masa lalu Kemuning merupakan salah satu daerah penyokong industri batik di Surakarta. Beberapa pengrajin batik sampai saat ini masih berproduksi dengan skala kecil.

ISI Surakarta melalui program pengabdian masyarakat melakukan pendampingan peciptaan karya batik warna alam dengan motif flora dan fauna kawasan wisata Kemuning, Ngargoyoso, Karanganyar. Program ini diprakarsai Amir Gozali, S.Sn. M.Sn,, Dr. Aries Budi Marwanto, S.Sn. M.Sn., dan Dr. Taufik Murtono, S.Sn. M.Sn, ketiganya dosen di Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) ISI Surakarta, serta didampingi Purwanti, S.Tr.Sn. (PLP FRSD ISI Surakarta), Rika Puspita Jawi dan Usamah Akmal (mahasiswa Prodi Desain Mode Batik ISI Surakayrta). Workshop bertujuan untuk membangkitkan potensi batik di wilayah ini. Peserta program adalah para perajin batik dan masyarakat sekitar yang tertarik memproduksi batik.

Workshop diselenggarakan selama tiga hari (11-13 Agustus 2023) bertempat di Pendhapa Bale Branti Kemuning, Ngargoyoso, Kab. Karanganyar dengan materi pengenalan batik warna alam yang diteruskan dengan praktik membuat batik. Adapun praktik dimulai dengan pemrosesan warna alam, menggambar motif bersumber gagasan potensi sekitar, mencanting, menyelup warna, serta finishing. Selama semua tiga hari peserta yang berjumlah 15 orang mampu menghasilkan satu lembar kain batik warna alam. Kegiatan ini juga mendapat dukungan dari mahasiswa KKN ISI Surakarta yang turut serta dalam kegiatan, mereka membantu mendampingi terutama pada tahap pebuatan motif, mencanting, mewarnai serta mendokumentasikan.

Bambang DS, pengelola Bale Branti mewakili peserta workshop mengatakan, mengingat antsiasme warga mengikuti workshop saat ini kami batasi pesertanya karena takut membeludak sehingga workshop jadi kurang efektif. Selain batik warna alam, potensi yang bisa dikembangkan di Kemuning adalah eco print dan shibori. Batik warna alam memang baru kali ini dikenalkan proses pembuatannya di sini (Kemuning). Menurut Bambang, potensi bahan warna alam di Kemuning luar biasa dan sangat mungkin untuk dikembangkan sebagai salah satu keunggulan desa. Kedepannya perlu dipikirkan pengembangan batik warna alam Bersama ISI Surakarta masyarakat, baik proses pewarnaan maupun pengembangan motifnya. ISI Surakarta dengan program pengabdian seperti ini sangat sesuai dengan kebutuhan Desa, membantu mendorong potensi desa yang kebanyakan masih terpendam.

(fsrd/amir/taufik/kanu/ads)