Tampak 100an mahasiswa tersebar di pelataran halaman gedung Bank Indonesia Solo yang lama, dimana aksi ini bagian penggayaan materi mata kuliah Menggambar Dasar di semester I Prodi DKV FSRD ISI Surakarta. Mahasiswa menggambar perspektif baik dengan 3 atau 4 titik mata melalui media kertas ukuran A3.
Obyek yang dipilih yakni gedung Bank Indonesia Solo yang lama sebagai gedung bekas De Javasche Bank, sebagaimana diketahui gedung lama BI Solo dikonservasi sejak 2012. Konservasi meliputi eksterior dan interior. Gedung lawas Bank Indonesia Solo yang berlokasi di Jalan Jenderal Sudirman No.15, Pasar Kliwon, Surakarta memiliki arsitektur modern yang indah.
Pada zaman kolonial Belanda, gedung lama dengan arsitektur khas Eropa tersebut merupakan kantor De Javasche Bank (DJB) Agentschap Soerakarta. Saat itu, Kantor DJB digunakan sebagai tempat mencetak dan mengedarkan uang oleh pemerintah Hindia Belanda untuk menunjang perekonomian.
Kegiatan ini yang menggandeng Bank Indonesia Solo diharapkan mahasiswa bisa mengeksplorasi dan lebih mengenal arsitektur gedung yang bernuansa kolonial ini.
Atas aspek arsitektur dan sejarah, alasan gedung BI lama dipilih menjadi obyek untuk digambar oleh 100an mahasiswa angkatan 2024 Prodi DKV FSRD ISI Surakarta dilaksanakan Selasa, 26 November 2024.
Materi tentang perspektif dari tugas mata kuliah Menggambar Dasar ini dengan dosen pengampu yakni Rendya Adi Kurniawan M.Sn, Indriati Suci Pravitasari, M.Sn dan Basnendar Herry Prilosadoso, M.Ds ini bertujuan agar mahasiswa dapat mengenal bangunan bersejarah dan ikonik di kota Solo, salah satunya gedung BI yang lama.
Menurut Indriati Suci Pravitasari, salah satu dosen pengampu dengan beraktifitas di luar kampus diharapkan juga menambah wawasan seputar Kota Surakarta dan khususnya gedung Bank Indonesia lama sebagai obyek menggambar.
Selain itu, juga bisa mahasiswa dilatih untuk mengeksplorasi bentuk dan sudut pandang dari sisi gedung sebagai obyek gambarnya ujarnya.
Selain itu menurut Insan Ilmiawan Kenamon, salah satu mahasiswa yang berasal dari Baturaja, Sumatra Selatan ini menjelaskan rasa senangnya bisa menggambar obyek gedung yang bergaya kolonial dan bisa merasakan gedung ikonik bersejarah di Surakarta ungkapnya.