Berkerja sama dengan Bale Agung Bhumi Koripan, Delanggu Klaten, Prodi Keris ISI Surakarta melaksanakan program pengabdian masyarakat. Bale Agung Bhumi Koripan adalah yayasan pelestarian dan pengembangan budaya Jawa di Koripan, Klaten. Pengabdian berupa workshop pendampingan dalam pembuatan pisau pamor itu bertujuan untuk meningkatkan kualitas produk dan daya saing industri kerajinan besi, khususnya di Desa Koripan.
Proses ini melibatkan berbagai aspek teknis, manajerial, pemasaran, dan dirancang untuk memberdayakan para pengrajin lokal agar mampu menghasilkan produk yang tidak hanya memiliki nilai estetika tinggi tetapi juga memenuhi standar kualitas yang diperlukan untuk bersaing di pasar lokal maupun internasional.
Tujuan pendampingan adalah untuk menciptakan ekosistem produksi pisau pamor yang lebih profesional, berkelanjutan, dan kompetitif, serta untuk memberdayakan para pengrajin di Koripan agar mampu menghasilkan produk berkualitas tinggi yang dapat bersaing di pasar lokal dan internasional.
Dengan melibatkan dua dosen Prodi Keris ISI Surakarta, yakni Cahya Surya Harsakya dan Mpu Kuntadi Wasi Darmojo, pengabdian juga melibatkan dua mahasiswa Prodi Keris, Yakobus Kristian dari Bandung dan Lingga Nugraha praktisi pisau Cirebon, dan satu staf laborat Studio Keris Ki Joko Lelono.
Dari pendampingan itu diharapkan secara spesifik dapat meningkatkan kualitas produk untuk mencapai standar kualitas yang lebih tinggi melalui pelatihan teknis dan peningkatan proses produksi, sehingga produk yang dihasilkan memenuhi harapan konsumen dan dapat bersaing dengan produk serupa dari luar daerah atau luar negeri.
Selain itu juga dapat meningkatkan daya saing di pasar dan memperluas akses pasar dan meningkatkan kemampuan pemasaran produk, baik melalui branding yang kuat, inovasi desain, maupun penggunaan platform digital, untuk menarik minat konsumen baru dan memperluas jangkauan pasar.
Pisau Pamor juga mendorong inovasi dan kreativitas. Prodi Senjata Tradisional Keris membantu dalam memfasilitasi pengrajin untuk berinovasi dalam desain dan fungsi pisau pamor, guna memenuhi selera pasar yang berubah, sambil tetap mempertahankan elemen tradisional yang menjadi ciri khas produk.
Kemudian, memperkuat identitas budaya yang melekat pada pisau pamor melalui narasi dan promosi yang efektif, sehingga produk ini tidak hanya dilihat sebagai kerajinan tetapi juga sebagai representasi budaya yang bernilai tinggi.
“Melalui pendekatan ini, diharapkan produk pisau pamor dari Koripan menjadi lebih unggul, baik dari segi kualitas maupun daya saing, serta dapat memberi kontribusi signifikan terhadap pelestarian dan pengembangan kerajinan tradisional Indonesia,” kata Mpu Kuntadi Wasi Darmojo.
(fsrd)