Sebagai satu-satunya perguruan tinggi yang memiliki program studi Keris di Indonesia, ISI Surakarta baru saja menerima tawaran Kerjasama dari Thaksin University Thailand. Pada hari Selasa, (16/2024) lalu, Program Studi Senjata Tradisional Keris FSRD ISI Surakarta didampingi oleh jajaran pimpinan menyambut baik kedatangan delegasi dari Thaksin University.
Pada kunjungan tersebut, pimpinan delegasi dari Thaksin University, Assoc. Prof. Dr. Samak Kaewuksaeng melihat prospek positif untuk melakukan riset kolaborasi terkait keris yang ada di Indonesia, khususnya Jawa, dengan yang ada di Thailand. Selain itu, Dr. Khwanchit Suwannophharat selaku Assistant to the President for International Affairs mengungkapkan bahwa keris sebagai sebuah karya seni memiliki potensi di bidang ekonomi kreatif. Potensi ini dinilai bisa berkontribusi positif dalam meningkatkan kesejahteraan para perajin dan pelaku bidang kebudayaan ini.
Paparan tersebut tentunya disambut positif oleh Rektor ISI Surakarta, Dr. I Nyoman Sukerna, S.Kar., M.Hum. Selaku pimpinan, Dr. I Nyoman Sukerna menyampaikan, “Tawaran kolaborasi riset ini sejalan dengan visi misi Lembaga kami, ISI Surakarta, dalam proses pelestarian seni dan budaya agar tetap eksis dalam menghadapi dinamisnya perubahan zaman.”
Sebagai empu sekaligus salah satu staff pengajar di Program Studi Senjata Tradisional Keris ISI Surakarta, Basuki Teguh Yuwono pun memperkuat argument dari Rektor. Di hadapan seluruh delegasi Thaksin University, Basuki mengatakan, “Kami tentu menyambut baik tawaran kolaborasi ini. Kami juga mengapresiasi Keputusan dari Thaksin University yang telah memilih ISI Surakarta untuk menjalin kerjasama akademik ini. Karena penikmat dan pemerhati Keris di Indonesia, khususnya di Jawa memang banyak baik yang sifatnya organisasi maupun komunitas. Namun yang mengedepankan pembelajaran keris pada aspek nalar dan akademis, hanya di ISI Surakarta.”
Diskusi pun ditutup dengan kesepakatan atas rencana penyelenggaraan kegiatan International Kris Seminar yang akan diselenggarakan di Thaksin University Thailand pada Mei 2024 mendatang. Mereka berharap kegiatan kolaborasi ini bisa berdampak positif dalam proses pelestarian keris sebagai sebuah warisan budaya. Selain itu, bisa mendorong keris di sektor ekonomi kreatif dan menggugah minat generasi muda untuk ikut belajar dalam melestarikan keris di masa yang akan datang.
(fsrd/kanu/ads)